Sabtu menjelang siang, kesibukan di rumah belum juga selesai. Besok saya harus bersiap ke gereja dan rapat dengan tim panitia persiapan Natal di sana. Banyak yang harus saya siapkan, tapi masalahnya di rumah sendiri banyak sekali kegiatan yang harus dikerjakan. Rasanya seolah seluruh dunia antri menunggu saya. Andai badan dan pikiran bisa dibagi dua untuk mengerjakan tugas berbeda.
Repot sekali, mulai dari mengurus dua anak dan seorang suami, memasak, membersihkan rumah, belum lagi mengatur pesan bejibun yang keluar-masuk di handphone dan media sosial saya. Ada yang menanyakan tukang jahit baju manten, ada yang menanyakan cara upgrade BB di androidnya, ada yang sekedar mention tanpa maksud yang jelas (penasaran gak sih?), ada teman persekutuan yang tanya apakah konsumsi nanti sudah dipesan dan uang muka sudah dibayarkan (padahal seminggu yang lalu dia sudah menanyakan hal yang sama dan sudah jelas-jelas saya jawab), ada broadcast iklan fashion, ada teman lama dari SD Santa Regina yang menanyakan kabar saya dan keluarga. Wah, pokoknya macam-macamlah. Rasanya seluruh dunia sedang mengirim pesan ke saya. Hehehe. Benar-benar repot sekali.
Pedoman saya dalam menghadapi kesibukan hari-hari keluarga ini adalah dengan menyusun prioritas mana yang penting, mana yang kurang penting, mana yang tidak penting. Itu kuncinya menurut saya. Yang menjadi prioritas tertinggi tentu saja anak-anak, suami dan mertua.
Kemarin si adik sempat tidak enak badan dan rewel, untungnya sekarang sudah membaik. Si kakak lain lagi, dia punya cara sendiri dalam merepotkan ibunya. Mulai dari tak mau bangun pagi dan minta dimandikan. Sedikit menjengkelkan karena seingat saya, dulu waktu saya seusianya (kelas satu SD) saya lebih suka mandi sendiri dan mengurus ritual sekolah sendiri. Entah kenapa si kakak ini berbeda dengan masa kecil saya. "Nurun siapa?" pertanyaan yang muncul di benak. "Nurun bapaknya kali!? Hahahaa".
Tapi di balik semua kerepotan di rumah dan kesibukan melelahkan menjelang momen Natal ini saya bersyukur masih bisa mengurus usaha yang sedang saya rintis. Saya bersyukur karena Tuhan Yesus memberi saya kekuatan dan kesabaran dalam mengurus keluarga tercinta ini.
Mana hari panas sekali... Satu AC sedang diperbaiki dan cuaca panas tak seperti Natal tahun kemarin. (Katanya lubang kebocoran ozon di kutub utara luasnya udah beberapa kali stadion. Wah, bahaya, mungkin saya perlu konfirmasi ke Om Sinterklas nanti soal berita terbaru dari Kutub. Hohohoo).
Intinya saya lelah, ya, lelah sekali, tapi saya juga senang sekali. Terima kasih Tuhan Yesus kau telah memberkati keluarga kami. Haleluya puji Tuhan!
0 comments:
Posting Komentar